Selasa, Agustus 09, 2011

SEJARAH BAGIAN I

SEJARAH PENERIMAAN WAHYU WEWARAH SAPTA DARMA 
DAN PERJALANAN PANUNTUN AGUNG SRI GUTAMA

(BAGIAN I)


DIKELUARKAN OLEH
SEKRETARIAT TUNTUNAN AGUNG
KEROKHANIAN SAPTA DARMA


UNIT PENERBITAN
Sanggar Candi Sapta Rengga - Surokarsan MG.II/472 Yogyakarta 55151
Telepon/Fax : (0274) 375337  -  Email : saptadarma@yahoo.com






KATA PENGANTAR

Sesuai dengan petunjuk yang diterima langsung oleh Ibu Sri Pawenang pada saat sujud bersama tanggal 18 Desember 1964, yaitu pada malam tirakatan dalam rangka perabuan jenazah Bapak Hardjosopoero yang bergelar Panuntun Agung Sri Gutama di Krematorium Kembang Kuning Surabaya, terlihat ada “DUA BUAH BUKU TEBAL BERWARNA KUNING GADING DENGAN TULISAN BERWARNA KUNING EMAS”. Yang maksudnya merupakan suatu perintah supaya menyusun “BUKU SEJARAH PENERIMAAN WAHYU WEWARAH SAPTA DARMA DAN PERJALANAN PANUNTUN AGUNG SRI GUTAMA”.
Dalam rapat tanggal 26 Pebruari 1988 di Sanggar Candi Sapta Rengga Yogyakarta yang diselenggarakan atas prakarsa Ibu Sri Pawenang, telah sepakat bulat dibentuknya Panitia Penyusun Buku Sejarah Penerimaan Wahyu Wewarah Sapta Darma dan Perjalanan Panuntun Agung Sri Gutama, yang terdiri dari 7 (tujuh) orang dengan nama “TIM TUJUH”. Adapun susunan selengkapnya sebagai berikut :
1. K  e  t  u  a     :   Ibu Sri Pawenang
2. Wakil Ketua   :   Bapak R. W. Soegondo
3. Sekretaris I    :   Bapak D. Soetjipto
4. Sekretaris II   :   Bapak Miskandar
5. Anggota         :   Bapak Soepangat Sosrowimpoeno
6. Anggota         :   Bapak R. Soetardjo HKS
7. Anggota         :   Bapak Drs. Sawino Dipowerdojo
Pada tanggal 19 s/d 20 Maret 1989 Tim Tujuh telah memulai tugasnya menuju ke Pare, Kediri, Jawa Timur untuk mengumpulkan bahan-bahan masukan dari para saksi hidup yang masih ada di Pare, guna lebih meyakinkan bagi Tim Tujuh dalam usahanya menyusun buku tersebut.

Disamping buku dokumentasi yang ada sebagai bahan bakunya, Tim Tujuh berusaha dengan segala kemampuan yang ada, mengumpulkan pula bahan-bahan dari para saksi hidup dan tokoh-tokoh (tuntunan / warga) yang dipandang mumpuni tentang Wewarah Sapta Darma pada waktu itu.
Tim Tujuh menyadari bahwa untuk melaksanakan tugas tersebut sangat diperlukan waktu, pikiran, tenaga dan dana. Oleh karenanya, Tim Tujuh telah berusaha dengan segala kemampuan yang ada, disertai dengan berdoa mohon petunjuk / tuntunan dari Hyang Maha Kuasa, agar senantiasa mendapat kekuatan dan mampu untuk menyelesaikan tugasnya dalam waktu yang relatif singkat dengan hasil yang memadai untuk disuguhkan kepada seluruh warga / masyarakat.
Dalam menyusun Buku Sejarah ini, Tim Tujuh bertugas untuk menghimpun semua bahan-bahan yang sesuai dengan aslinya, sejak diterimanya Wahyu Sujud tanggal 27 Desember 1952 s/d 16 Desember 1964, saat wafatnya Bapak Hardjosopoero yang bergelar Panuntun Agung Sri Gutama. Untuk tidak mengurangi keasliannya selengkapnya masih menggunakan istilah “AGAMA SAPTA DARMA” dan “PANCASILA”.  Namun sejak keluarnya  PENPRES No.1/1965 istilah “AGAMA” diganti “KEROKHANIAN”. Demikian pula istilah “PANCASILA” dalam Wewarah Tujuh, mulai tahun 1966 ditiadakan atas instruksi Kejaksaan Agung Republik Indonesia dengan suratnya tanggal 20 Juni 1966, No.154/Sospol-K/Pakem/66 yang merupakan tindak lanjut dari surat Kejaksaan Tinggi Yogyakarta No.1598/Pakem/TjKT/66 tertanggal 21 April 1966.
Atas berkat dan rahmat Allah Hyang Maha Kuasa, Tim Tujuh telah mampu dan dapat menghimpun bahan-bahan dan membuat konsep Buku Sejarah yang telah lama dinanti-nantikan seluruh Warga Kerokhanian Sapta Darma, sebagai dokumentasi autentik dan sarana pengembangan di daerah-daerah dengan nama “BUKU SEJARAH PENERIMAAN WAHYU WEWARAH SAPTA DARMA DAN PERJALANAN PANUNTUN AGUNG SRI GUTAMA”.

Semoga dengan keluarnya Buku Sejarah ini, terbukalah suasana alam yang mengantar pengabdian seluruh Tuntunan dan Warga Kerokhanian Sapta Darma kepada masyarakat dan negaranya masing-masing, demi terwujudnya masyarakat adil dan makmur baik jasmani maupun rohani di dalam Negara Kesatuan Republik Indonesia yang berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945 khususnya bagi Bangsa Indonesia, serta untuk mewujudkan perdamaian dunia bagi seluruh umat manusia.
Akhirnya Tim Tujuh tidak lupa menyampaikan banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah berjasa dalam menyusun Buku Sejarah ini, khususnya kepada para sahabat Bapa Panuntun Agung Sri Gutama sebagai saksi penerimaan wahyu yang telah banyak memberi bahan masukan kepada Tim Tujuh. Semoga Allah Hyang Maha Kuasa melimpahkan karuniaNya.


CATATAN KETERANGAN :
Karena sesuatu hal Bapak Drs. Sawino Dipowerdojo selaku anggota Tim Tujuh tidak dapat melaksanakan tugasnya, maka Tim Tujuh dalam rapatnya tanggal 28 Oktober 1989 telah mengambil keputusan, bahwa tugas Bapak Drs. Sawino Dipowerdojo digantikan oleh Bapak W. Setyoatmodjo, BA hingga selesai tersusunnya Buku Sejarah ini.


Tim Tujuh
Penyusun Buku Sejarah Penerimaan
Wahyu Wewarah Sapta Darma dan
Perjalanan Panuntun Agung Sri Gutama
Ketua,
                                                                                                   
                                                                                                   
SRI PAWENANG




SAMBUTAN
TUNTUNAN AGUNG KEROKHANIAN SAPTA DARMA


 
                                    
Kami menyambut gembira dengan diterbitkannya Buku Sejarah Penerimaan Wahyu Wewarah Sapta Darma dan Perjalanan Panuntun Agung Sri Gutama Edisi Pertama ini, karena memang buku ini sudah sejak lama ditunggu-tunggu kehadirannya oleh seluruh Warga Kerokhanian Sapta Darma.

Patut puji syukur dipanjatkan kehadapan Allah Hyang Maha Kuasa, bahwasanya dengan diterbitkannya Buku Sejarah ini akan dapat memberikan gambaran tentang peristiwa yang luar biasa, yaitu detik-detik bersejarah ketika Bapak Hardjosopoero yang kemudian bergelar Panuntun Agung Sri Gutama menerima Wahyu Ajaran Kerokhanian Sapta Darma selama 12 (dua belas) tahun dengan seluruh bukti-bukti dan persaksiannya.
Sesungguhnya desakan dari seluruh Warga Kerokhanian Sapta Darma melalui beberapa kali Sarasehan Agung Tuntunan untuk segera menerbitkan Buku Sejarah ini sudah berjalan sejak puluhan tahun lamanya, namun baru kali ini bisa terwujud. Hal tersebut disebabkan karena di dalam proses menghimpun dan menggali bahan-bahan penyusunan Buku Sejarah ini betul-betul membutuhkan waktu yang cukup panjang dan selektif disamping terbatasnya pelaku-pelaku peristiwa yang masih hidup, demi mempertahankan realitas data dan fakta yang akurat, agar tetap terjamin kemurnian dan kelestarian Ajaran Kerokhanian Sapta Darma disepanjang jaman.
Mudah-mudahan dengan terbitnya Buku Sejarah ini akan dapat memperluas wawasan kita bersama dan lebih membangkitkan semangat para Warga Kerokhanian Sapta Darma didalam meningkatkan darmanya, demi terwujudnya Satria-satria Utama yang berbudi luhur, sehingga tercapai tujuan hidup menghayu-hayu bahagianya buana, yaitu terwujudnya kebahagiaan hidup lahir dan  batin, di dunia maupun di alam langgeng nantinya.
Akhirnya terima kasih yang sebesar-besarnya kami sampaikan kepada Tim Tujuh yang kemudian dilengkapi menjadi Tim Sembilan, yang telah bekerja keras tanpa pamrih dan semua pihak yang telah membantu memberikan kontribusi didalam penyusunan buku yang amat berguna dan bersejarah ini.  
Semoga Allah Hyang Maha Kuasa senantiasa memancarkan sinarNya kepada kita sekalian, sehingga kita dapat mendarmakan ajaran sesuai dengan kehendakNya.
Waras.

Yogyakarta,  Juli 2010
Tuntunan Agung
Kerokhanian Sapta Darma,
                                                                                   

SAEKOEN PARTOWIJONO




SAMBUTAN MENTERI KEBUDAYAAN DAN PARIWISATA
 

0 komentar:

Posting Komentar